Jumat, 12 Mei 2017

Aku diam karena aku sadar, ucapan yang keluar tidak dapat ditarik kembali

Memilih berhati-hati dalam berucap memang sebuah kebijaksanaan.
Sama halnya ketika kita nyetatus di BBM.. Kalau keluar dan terbaca udah ngga bisa diedit kembali.

Sekarang ini udah masuk kejaman orang yang sangat suka komentar yg frontal, terlalu vulgar dan tidak mempedulikan apakah itu akan menyakiti orang lain atau tidak.

Aku pernah dikomentari jahat sama sepupuku, kata-katanya menyakitkan. Dan sebenarnya yang aku lakuin itu bukanlah sebuah dosa ataupun hal yang memalukan gitu hlo..... Sama sekali tidak mempedulikan perasaanku, padahal aku tidak pernah menyudutkan ataupun memberikan statement negatif sama dia.
Aku sekarang tidak peduli terhadapnya lagi, cukup tahu.. Bahwa saudara sendiripun bisa bersikap kasar.
Sekalipun dia meminta maaf atas kesalahannya, aku bisa memaafkan. Namun luka tetaplah luka, luka bisa sembuh namun tetap berbekas.
Minimal aku tahu batas aku berucap dengan orang 'ini', dan kita lebih aware terhadap diri sendiri. Kadang jika aku seperti ini, aku hanya menunggu waktu aja kog buat 'nonton kehidupannya'.
Aku nggak bales ucapannya, tp tolong hati-hati ya dengan doa orang yang teraniaya.

Yoweslah kita tinggalkan sikap nakalku itu..
Oiya aku ingetin lagi....Otak kita memang dirancang sedemikian rupa oleh Allah SWT untuk dapat menganalisa dengan baik..
Namun kita mempunyai kecenderungan yang buruk, yakni berprasangka.
Karena sebagian dari prasangka adalah sebuah dosa.

Yang hati-hati.. Karena setiap orang memiliki persepsi sendiri terhadap kita.
Tergantung mereka juga sih,
Kadang kita udah baik, dibilang pencitraan.
Kadang berkelakuan buruk, disorakin.. 'Wuu.. Apaan.. Orang berpendidikan kelakuannya bejat kayak gitu'

Serba Salah kan!!!

Ambil jalan tengah deh...
Simpan ucapan kita untuk diri kita sendiri, apakah aku pantas berkata seperti itu?
Apakah jika aku diposisi dia, dan ada orang lain mengatakan hal yang negatif kita akan hancur hatinya???

Back to myself deh..
Kita posisikan diri kita aja.
Kalau emang udah kebangetan diingetin donk, kalau udah ngga bisa dingetin yaudah diemin aja.
Tunggu waktu yang pas biar Allah SWT sendiri yang ngasih tau kebenarannya.
Nanti secara otomatis kita bisa belajar dari pengalamannya itu. Doain aja...

Jaga lisan. Jangan terlalu frontal..
Hargai diri sendiri.. Karena mulut kita terlalu banyak dosa, apakah pantes kita setiap hari menyakiti orang lain.

Setidaknnya menahan ucapan...
Walau berat, tetap jagalah lisan.
"Ya Allah.. Mudahkan aku untuk senantiasa berbuat baik. Jadikan aku seorang yang berhati-hati.. Tetap kalem walaupun sebenarnya hati bergejolak menahan Amarah.. Karena aku tahu cobaan orang sabar itu Berat. Dan hadiahnya tidak sepele. -Syurga-"

Tidak ada komentar:

Posting Komentar