Kamis, 08 Oktober 2015

Kekecewaan

Rasanya telinga ini sudah tidak asing dengan kata kecewa. bahkan saya dan setiap orang di dunia ini pernah mengalamii sebuah kekecewaan.
Ntah itu kecewa dalam dunia pendidikan, gak diterima di sekolah favorit, gak diterima kerja jadi pns, gak diterima cintanya dengan orang yang dia sukai, ntah kecewa karena dirinya sendiri...... Banyak faktor

apa yang kita lakukan saat kecewa?
Sedih, dendam, menangis, meratapi nasib, males-malesan, gak bergairah, merasa dunia ini akan runtuhhhhhh!!!

Heleh... lebay. Sama kyk saya😀😊😊😁😁

Pernah merasa gak sih, kalau ujian kita dari masa kemasa itu tu sebenarnya sama dan pernah mengalami hal tersebut.

Misalnya..

Pas SD jaman masih kecil banget, pernah diiming-imingi hadiah sama orang tua tapi harus dapet rangking 3 besar terlebih dahulu..
Apa yang terjadi? Ketika kita tidak dapat ranking 3besar kita gak dapet apa-apa.. kecewa dan sedih kan?

Jaman SMP misalnya, sudah jadi tenar dikalangan remaja lain, punya nilai bagus, ganteng, pinter olah raga, pengen maju jadi ketua Osis. Aktif dimana-mana.. Tebar-tebar pesona untuk meyakinkan bahwa kita layak jadi seorang pemimpin..

Apa yang terjadi? Saat kita tidak dipilih menjadi seorang pemimpin, pasti ada rasa kecewa dihati kecil kita. Bahkan kalau teman kita yg menang kita sedikit ada rasa dengki dihati..
"Si arif.. ganteng juga engga, pinter juga engga, tenar juga engga... kenapa sih dia yang terpilih jadi ketua osis?"

Ketika menginjak SMA,, fase terindah sepanjang hidup dimana kita mencari jati diri. Siapa Aku? Banyak sekali yang terjadi. Menginjak masa puber,
Badanku nih.. bagus dari temen-temen cowok yang lain.. sudah aktif di pramuka juga aktif di Taekwondo.
Saat.. kita berambisi tuk menjadi seorang Taekwondo yang handal adalah kita harus rajin latihan fisik dan sparing. Saat kejuaraan tiba.. kita tidak sampai ke babak perempatan final, bisa dibayangkan.. sudah latihan keras, sabuk juga sudah Merah strip hitam 2, di Dojang (tempat latihan) sudah menjadi bintang, ternyata diKelas under 60kg saat tanding aku menemukan lawan yang baru sabuk kuning namun dia lebih lincah dan memiliki strategi yang bagus untuk mencuri poin dalam waktu singkat.
Kalah lah kita...
Kecewa... marah... merasa bahwa ada yang keliru dg dirinya saat dia Sparing.. aku ingin membuktikan pd teman perempuanku bahwa aku adl seorang fighter yg handal. Namun ada yang kurang saat dia bertanding, tapi siapa???? Oh..iyaa teman perempuanku, namun ternyata dia tidak datang memenuhi undanganku, padahal dihati kecilku berharap sekali dia datang.
Hah... bahkan disaat aku down,, dia tidak berada disampingku
Kecewa...

Saat duduk dibangku perkuliahan..
Aku mencoba untuk mendekati gadis lugu, cerdas, dan manis....
Namun kita gak tau harus bagaimana... bahkan banyak laki-laki yang mengidamkannya.. persaingan pun mulai digelar.
Saat gadis itu lebih memilih orang lain..apa yang kita rasakan? Dan saat ditanya kenapa tidak memilihnya? Mlh lebih memilih orang lain untuk menjadi pasangannya? Gadis itu menjawab.. " kamu akan mendapat orang yang lebih baik dari aku, lebih dari yang kau sangka. Dan kamu itu terlalu baik buatku..."

Apa yang kita pikirkan???
Whattt????? Absurd!!! Aku terlalu baik buat kamu???
Dan dia lebih memilih orang yang jaaaauuuuh berada dibawahku...

Galau... sedih... kecewa... kecewa.. dan kecewa...

Kalau kita flashback kebelakang...
Apa yang kita pelajari?
Sebenarnya kasusnya sama..
Yaitu kita mengejar sesuatu, namun belum juga mendapatkan apa yang kita inginkan.
Dan buah dari semua itu adalah kekecewaan...
Kalau jaman masih SD ataupun SMP pastilah belum terlalu lebay atas kekecewaan terhadap keinginan kita. Karena kita tidak terlalu mengharap..dan mudah dilupakan karena semua hal tidak kita masukkan kehati terlalu dalam..
Kita masih bisa bermain, tertawa bareng teman-teman.. dan tidak terlalu banyak pikiran ataupun strategi dalam otak kita

Namun.. semakin dewasa kenapa semakin galau? Dan malah bertambah rasa kekecewaan itu?
Apa karena hal ini sering kita ucapkan dan kita fikirkan bahwa kita kecewa.. saya tidak mampu tuk membuka hati terhadap yang lain. Bahkan saya tidak bisa menemukan yang seperti dia.

Jiah... sampe kiamat tiba..juga bakal susah nyari orang yang sama dg idola kita. Apalagi yang mau dg tulus mendampingi kita

Bukankah sedari kecil kita sudah latihan menghadapi kegagalan dan kekecewaaan?
Tp kenapa ya.. semakin byk strategi yg dibuat, semakin kita mikir.. semakin kita menjadi kentir..??
Mengharapkan hadiah, perhatian, jabatan, bahkan cinta dari manusia hanya berujung kekecewaan.... jika kita sadar akan hal Itu.

Tidak usah mengharap atas hal itu...
Bahwa semua itu ada yg mengendalikan. Yaitu Allah SWT. Jika kita paham.. tidak perlu mengharap apapun dari manusia, semua akan berbuntut kekecewaan..
Karena hati kita gak tulus.. kita mengharap sesuatu.

Betapa plong...dan tentram hati kita jika kita menyerahkan atas semua ikhtiar kita pd Tuhan kita.
Tidak ada yang lebih baik dari berniat sungguh-sungguh pd Tuhan kita...lillahita'ala

yang sudah terjadi.. ya sudahlah, itu semua bisa menjadi pelajaran berharga dlm hidup kita. Apapun kekecewaan yang telah terjadi, semoga menjadi penebus dosa kita..

Wallahu a'lam bish showwab...

Benteng takdir

MASIH BENTENG TAKDIR

By: Kang Riyadh

Keinginan yang menggelora tidak bisa menembus benteng takdir

Bicara tentang Takdir, ada yang tidak memungkinkan manusia mencampuri,  dan ada juga takdir yang Alloh mengijinkan manusia ikut mencampuri sesuai ikhtiarnya.
Upaya manusia untuk dapat mencampuri takdir salah satunya adalah dengan DOA.
Fungsi doa disini tidaklah mutlak dapat mengubah takdir, karena semua yang terjadi di alam ini harus seijin Alloh. Lalu apa fungsi doa kita? Fungsi doa kita adalah bagian dari  perintah Alloh dan Alloh tidak pernah mengingkari janjiNya (...innalloha la tuhliful mi’ad).
Sebuah permasalahn yang sama,  tiap manusia akan memberikan respon yang berbeda. Ada yang galau, ada yang kecewa, ada yang marah, yang kesemuanya itu tidak akan pernah mengubah apapun tanpa ijinNya. Sebuah permasalahan itu bukan karena kejadiannya, tapi karena kita jauh dari Alloh. Karena jauh dari Alloh, maka pikiran kita gampang sekali mendramatisir, menciptakan bayangan-bayangan yang menakutkan diri sendiri. Padahal kalau permasalahn itu didekati dengan dzikir pada Alloh, sedih, galau, akan hilang dengan sendirinya. Minimal ada ruang yang tenang dalam hati kita. Alloh yang menciptakan permasalahan, Alloh juga yang bertanggungjawab menyelesaikan.  Manusia hanya menjalani dalam kesabaran dan tetap di jalurnya Alloh. Berubah atau tidaknya sesuatu karena doa kita, sungguh itu sudah menjadi wilayah suka-sukanya Alloh. Terkabul atau tidak doa kita, yang penting kita dekat dengan Alloh. Karena sifat penyayangNya, Alloh selalu memberikan yang terbaik untuk kita.
Jaman terus bergerak maju, permasalahanpun akan makin beragam bentuknya. Maka kita harus mencari ilmunya, ilmu mencari solusi dari tiap masalah yang ada. Karena untuk itulah agama diciptakan. Jangan sampai masalah kita adalah masalah kelas 6 tapi kita masih di kelas 2.  Maka itulah pentingnya mengaji.
Yaa Ayyuhalladziina aamanudzkurulloha katsiiro # wasabbihuu bukrotaw wa-ashiilaa # Huwalladzii yushollii ‘alaikum wamalaa-ikatuhu liyukhrijakum minadh-dhulumaati ilann-nuuri wa kaana bil mukminiina rohiima#

Wahai orang-orang yang beriman, banyak-banyaklah mengingat Alloh, dan bertasbihlah pada pagi dan petang. Dia yang memberi rahmat pada kalian dan malaikat-malaikatNya, karena Dia hendak mengeluarkan kalian dari kegelapan kedalam cahaya. Dan Dia Maha penyayang  pada orang-orang yang beriman.(Al Ahzab 41-43).
Jika doa, sedekah dan amal baik itu dapat menjadi jaminan berubahnya suatu takdir, maka manusia akan sangat gampang mengira bahwa Alloh mudah disuap. Bukan doa yang mengubah sesuatu, bukan sedekah yang menghilangkan musibah, bukan pula amal baik yang dapat memanjangkan usia. Tetapi doa, sedekah dan amal baik adalah upaya kita, yang masuk dalam sistem janji Alloh dan Alloh tidak pernah ingkar janji.

Studi Kasus 1:
Memutuskan menikah, tetapi penuh pertimbangan. Sibuk membuat strategi demi orang yang dipilih, seakan paling tahu akhir itu seperti apa. Mengulur-ulur waktu menikah dengan seribu alasan pendekatan. Padahal yang dilakukan adalah pendahuluan zina. Maka ketika sudah tiba waktu yang diinginkan, orang yang dipilih pergi dengan beberapa alasan. Ketaatan padaNya sudah dilanggar, dosa sudah bertumpuk, cita-cita melayang jauh.... (. Padahal, terhadap perintah Alloh harus ‘tampak bodoh’ (mbodho-jawa red). Taat saja. Cukup.

Studi Kasus 2:
Uang yang tersisa di kantong kita Rp.200.000,-. Ada kesempatan bersodaqoh di hari itu. Pertimbangan mulai bermunculan, biaya makan, bensin, dan lain-lain yang membuat kita berat untuk bersodaqoh. Jika pertimbangan itu makin menguat, seolah-olah kita lebih tahu dari Alloh, maka kita tak jadi bersodaqoh. Sebaliknya, kita bersikap tidak pernah tahu apa yang akan terjadi esok hari, yang maha Tahu hanya Alloh. Yang kita tahu hanya kesempatan untuk beramal sholih, bersodaqoh. Kita serahkan urusan esok hari padaNya. Kita gantungkan hidup kita padaNya, insyaAlloh Alloh akan menunjukkan kekuasaanNya dalam mencukupi.

Pepatah: Tampakkan sifat-sifatMu, niscaya Dia akan menampakkan sifat-sifatNya.
Jika manusia,menampakkan sifat tidak tahu apa-apa/dloif, maka Alloh akan hadir sebagai Zat yang Maha Tahu. Jika manusia menampakkan sifat fakir, maka Alloh akan hadir mencukupi.
Sedangkan orang yang masih mempunyai rasa sombong, masih mengandalkan kekuatan selain Alloh, termasuk kemampuan diri sendiri, maka masih belum terkabul doaNya.
Menghikmahi sebuah kejadian adalah pendidikan mahal dari Alloh. Hingga dengan penghikmahan itu membuat kita makin dekat sama Alloh. Ada kejadian lagi, makin dekat lagi, seperti itulah yang diharapkan.
**********Alhamdulillah**********

Antara Aku, Bayiku, dan Orangtuaku


By: niken

Banyak yang tampak dihadapanku seorang anak yang telah menjadi ibu.. lebih mempercayai ibunya tuk momong baby nya.
Entah kenapa melihat hal itu, malah miris hatiku.
Seorang ibu kita yang menjadi nenek justru dibebani dengan keberadaan anak kita.
Mungkin beliau tidak keberatan tuk momong bayi..
Beliau bilang.. "gak apa-apa.. daripada dimomongi rewang. Mending ikut aku. Nggo konco"
Itu kalau keputusan kita adalah menjadi seorang wanita karir, atau memutuskan untuk meneruskan jenjang pendidikan lagi.
Ibuu...
kita Percaya terhadap beliau.
kita Yakin sepenuhnya terhadap beliau.
Beliau berpengalaman dalam mengasuh anak dan mendidik anak, seperti halnya ketika ibu kita merawat dan mendidik kita.
Beliau sabar.
Beliau penyayang.
Beliau malah lebih telaten daripada kita.
Bahkan ketika kita berada dirumah, anak-anak kita malah lebih dekat dg neneknya. Kesana kemari ikut neneknya.

Fenomena yg kulihat tentang hal tersebut, adalah bayi lebih nyaman pada neneknya. ketika dia menangis dia mencari bau keringat yg sering membersamainya diawal kehidupan.
Why? Nenek Lebih telaten dan sabar.

Misal:
Qt? Dari awal, apalagi untuk wanita usia muda yg baru saja melahirkan anak pertamanya, 'aleman'.
Memang selama nifas akan banyak dibantu oleh orangtua atau saudara kita. Bukan berarti kita masih manja terhadap ibu. Seolah bayi membutuhkan kita hanya saat mau menyusu saja.
Ah... kan cuman sebentar. Selagi orangtua ridho dan bahagia momong sibayi.. gapapa lah.. sampai nanti selesai nifas.
Iya...memang tidak mudah menjadi seorang ibu muda.
Pola tidur tidak teratur, perut dan jahitan pasca melahirkan pasti akan terasa tidak nyaman.
Tamu berdatangan siang hari, padahal ketika malam ibu muda tidak tidur karena bayinya yg melek dan menangis.
Siapa yang membantu saatsaat itu?
Selain ibu?
Suami masih ragu-ragu menggendong, takut karena bayinya masih terlalu lembut dan kecil.
Yg pada akhirnya bayi dibantu ibu.

1,2,3,4,5,6,7,8,9 bulan sudah usia bayi.
Sedikit agak lama berada dirumah neneknya.
Karena kita anak bungsu, jadi kita diberi hak rumah tinggal bersama orangtua.
Sibayi pada usia yg seperti ini akan terus dan terus bertambah berat dan aktif. Tetap peran nenek akan berpengaruh pada perkembangan bayi.

Heeeyyy!!!!!
Stop!!!!
Ayo..kita rubah...

1. Untuk yg masih gadis. Ayo mulai sekarang latihan merawat bayi. Tanamkan pada pikiran kita bahwa kita akan menjadi seorang ibu yg profesional. Yaitu yg telaten, sabar, dan penyayang.

2. Lihatlah bagaimana teman atau saudara kita merawat bayi. Lihat cara mereka berinteraksi dengan buah hati mereka.

3. Walaupun kita tahu bahwa, setiap bayi dan orang tua akan mengalami permasalahan yg berbeda, setidaknya jadilah ibu yg cerdas. Dan cari info dari internet atau konsultasi pada bidan.

4. Selagi hamil tetaplah menjadi wanita yg kuat dan tegar. Walaupun dengan bertambahnya bulan, perut akan membesar dan berat. Sehingga orangtua kita tidak khawatir tentang keadaan kita. Orang tua akan yakin pada pengasuhan bayi ditangan kita jika kita tidak 'aleman'.

5. Ketika melahirkan dan selama nifas. Minta ajari ibu kita atau bu Bidan dalam perawatan bayi yang sesuai.

6. Mohon maaf pada ibu, karena merepotkan. Suatu saat ibu kita akan memasakkan makanan untuk kita. Ibu akan menyiapkan segala sesuatu yg diperlukan bayi dan kita.

7. Jadi wanita tegar ketika nifas.

8. Ketika bayi tumbuh semakin gendud, jgn sampai orangtua kita merasakan berat dan lelah (menggendong bayi).

9. Beri perhatian pada orangtua kita. Jangan sampai dengan keberadaan sibayi akan mengurangi interaksi dg orangtua kita.

10. Segera minta suami untuk berperan aktif menjadi seorang ayah. Belajar bareng dan jalin komunikasi yg baik.

11. Jika kita masih tinggal bersama orgtua. Dan keadaan blm memungkinkan untuk bekerja. Kita pekerjakan orang untuk mencuci atau membersihkan rumah. Jgn sampai ibu atau bapak yg kerepotan dengan keadaan yg seperti itu.


Orangtua sudah bersusahpayah menjaga, merawat, mengasuh, mendanai, mendidik dan mencintai kita sepenuh hati.
Jangan tambahi beliau dengan beban lain.
Bayi yg kita lahirkan adalah tanggungjawab kita.
Jangan biarkan orangtua kita kerepotan karena keberadaan kita.
Usia mereka tak lagi muda. Biarkan beliau-beliau menimang cucunya dalam keadaan cantik dan ganteng. Bukan mengasuh dengan segala kerepotannya..

Jaga- rawat bayi dan orangtua kita..sebagaimana mestinya. Karena sekarang adalah posisi tengah-tengah.... dimana peran kita dibutuhkan sebagai orangtua dihadapan anak kita.. dan peran kita sebagai anak didepan orangtua kita

Wallau a'lam bish showwab..