Kamis, 08 Oktober 2015

Benteng takdir

MASIH BENTENG TAKDIR

By: Kang Riyadh

Keinginan yang menggelora tidak bisa menembus benteng takdir

Bicara tentang Takdir, ada yang tidak memungkinkan manusia mencampuri,  dan ada juga takdir yang Alloh mengijinkan manusia ikut mencampuri sesuai ikhtiarnya.
Upaya manusia untuk dapat mencampuri takdir salah satunya adalah dengan DOA.
Fungsi doa disini tidaklah mutlak dapat mengubah takdir, karena semua yang terjadi di alam ini harus seijin Alloh. Lalu apa fungsi doa kita? Fungsi doa kita adalah bagian dari  perintah Alloh dan Alloh tidak pernah mengingkari janjiNya (...innalloha la tuhliful mi’ad).
Sebuah permasalahn yang sama,  tiap manusia akan memberikan respon yang berbeda. Ada yang galau, ada yang kecewa, ada yang marah, yang kesemuanya itu tidak akan pernah mengubah apapun tanpa ijinNya. Sebuah permasalahan itu bukan karena kejadiannya, tapi karena kita jauh dari Alloh. Karena jauh dari Alloh, maka pikiran kita gampang sekali mendramatisir, menciptakan bayangan-bayangan yang menakutkan diri sendiri. Padahal kalau permasalahn itu didekati dengan dzikir pada Alloh, sedih, galau, akan hilang dengan sendirinya. Minimal ada ruang yang tenang dalam hati kita. Alloh yang menciptakan permasalahan, Alloh juga yang bertanggungjawab menyelesaikan.  Manusia hanya menjalani dalam kesabaran dan tetap di jalurnya Alloh. Berubah atau tidaknya sesuatu karena doa kita, sungguh itu sudah menjadi wilayah suka-sukanya Alloh. Terkabul atau tidak doa kita, yang penting kita dekat dengan Alloh. Karena sifat penyayangNya, Alloh selalu memberikan yang terbaik untuk kita.
Jaman terus bergerak maju, permasalahanpun akan makin beragam bentuknya. Maka kita harus mencari ilmunya, ilmu mencari solusi dari tiap masalah yang ada. Karena untuk itulah agama diciptakan. Jangan sampai masalah kita adalah masalah kelas 6 tapi kita masih di kelas 2.  Maka itulah pentingnya mengaji.
Yaa Ayyuhalladziina aamanudzkurulloha katsiiro # wasabbihuu bukrotaw wa-ashiilaa # Huwalladzii yushollii ‘alaikum wamalaa-ikatuhu liyukhrijakum minadh-dhulumaati ilann-nuuri wa kaana bil mukminiina rohiima#

Wahai orang-orang yang beriman, banyak-banyaklah mengingat Alloh, dan bertasbihlah pada pagi dan petang. Dia yang memberi rahmat pada kalian dan malaikat-malaikatNya, karena Dia hendak mengeluarkan kalian dari kegelapan kedalam cahaya. Dan Dia Maha penyayang  pada orang-orang yang beriman.(Al Ahzab 41-43).
Jika doa, sedekah dan amal baik itu dapat menjadi jaminan berubahnya suatu takdir, maka manusia akan sangat gampang mengira bahwa Alloh mudah disuap. Bukan doa yang mengubah sesuatu, bukan sedekah yang menghilangkan musibah, bukan pula amal baik yang dapat memanjangkan usia. Tetapi doa, sedekah dan amal baik adalah upaya kita, yang masuk dalam sistem janji Alloh dan Alloh tidak pernah ingkar janji.

Studi Kasus 1:
Memutuskan menikah, tetapi penuh pertimbangan. Sibuk membuat strategi demi orang yang dipilih, seakan paling tahu akhir itu seperti apa. Mengulur-ulur waktu menikah dengan seribu alasan pendekatan. Padahal yang dilakukan adalah pendahuluan zina. Maka ketika sudah tiba waktu yang diinginkan, orang yang dipilih pergi dengan beberapa alasan. Ketaatan padaNya sudah dilanggar, dosa sudah bertumpuk, cita-cita melayang jauh.... (. Padahal, terhadap perintah Alloh harus ‘tampak bodoh’ (mbodho-jawa red). Taat saja. Cukup.

Studi Kasus 2:
Uang yang tersisa di kantong kita Rp.200.000,-. Ada kesempatan bersodaqoh di hari itu. Pertimbangan mulai bermunculan, biaya makan, bensin, dan lain-lain yang membuat kita berat untuk bersodaqoh. Jika pertimbangan itu makin menguat, seolah-olah kita lebih tahu dari Alloh, maka kita tak jadi bersodaqoh. Sebaliknya, kita bersikap tidak pernah tahu apa yang akan terjadi esok hari, yang maha Tahu hanya Alloh. Yang kita tahu hanya kesempatan untuk beramal sholih, bersodaqoh. Kita serahkan urusan esok hari padaNya. Kita gantungkan hidup kita padaNya, insyaAlloh Alloh akan menunjukkan kekuasaanNya dalam mencukupi.

Pepatah: Tampakkan sifat-sifatMu, niscaya Dia akan menampakkan sifat-sifatNya.
Jika manusia,menampakkan sifat tidak tahu apa-apa/dloif, maka Alloh akan hadir sebagai Zat yang Maha Tahu. Jika manusia menampakkan sifat fakir, maka Alloh akan hadir mencukupi.
Sedangkan orang yang masih mempunyai rasa sombong, masih mengandalkan kekuatan selain Alloh, termasuk kemampuan diri sendiri, maka masih belum terkabul doaNya.
Menghikmahi sebuah kejadian adalah pendidikan mahal dari Alloh. Hingga dengan penghikmahan itu membuat kita makin dekat sama Alloh. Ada kejadian lagi, makin dekat lagi, seperti itulah yang diharapkan.
**********Alhamdulillah**********

Tidak ada komentar:

Posting Komentar