Kamis, 08 Oktober 2015

Antara Aku, Bayiku, dan Orangtuaku


By: niken

Banyak yang tampak dihadapanku seorang anak yang telah menjadi ibu.. lebih mempercayai ibunya tuk momong baby nya.
Entah kenapa melihat hal itu, malah miris hatiku.
Seorang ibu kita yang menjadi nenek justru dibebani dengan keberadaan anak kita.
Mungkin beliau tidak keberatan tuk momong bayi..
Beliau bilang.. "gak apa-apa.. daripada dimomongi rewang. Mending ikut aku. Nggo konco"
Itu kalau keputusan kita adalah menjadi seorang wanita karir, atau memutuskan untuk meneruskan jenjang pendidikan lagi.
Ibuu...
kita Percaya terhadap beliau.
kita Yakin sepenuhnya terhadap beliau.
Beliau berpengalaman dalam mengasuh anak dan mendidik anak, seperti halnya ketika ibu kita merawat dan mendidik kita.
Beliau sabar.
Beliau penyayang.
Beliau malah lebih telaten daripada kita.
Bahkan ketika kita berada dirumah, anak-anak kita malah lebih dekat dg neneknya. Kesana kemari ikut neneknya.

Fenomena yg kulihat tentang hal tersebut, adalah bayi lebih nyaman pada neneknya. ketika dia menangis dia mencari bau keringat yg sering membersamainya diawal kehidupan.
Why? Nenek Lebih telaten dan sabar.

Misal:
Qt? Dari awal, apalagi untuk wanita usia muda yg baru saja melahirkan anak pertamanya, 'aleman'.
Memang selama nifas akan banyak dibantu oleh orangtua atau saudara kita. Bukan berarti kita masih manja terhadap ibu. Seolah bayi membutuhkan kita hanya saat mau menyusu saja.
Ah... kan cuman sebentar. Selagi orangtua ridho dan bahagia momong sibayi.. gapapa lah.. sampai nanti selesai nifas.
Iya...memang tidak mudah menjadi seorang ibu muda.
Pola tidur tidak teratur, perut dan jahitan pasca melahirkan pasti akan terasa tidak nyaman.
Tamu berdatangan siang hari, padahal ketika malam ibu muda tidak tidur karena bayinya yg melek dan menangis.
Siapa yang membantu saatsaat itu?
Selain ibu?
Suami masih ragu-ragu menggendong, takut karena bayinya masih terlalu lembut dan kecil.
Yg pada akhirnya bayi dibantu ibu.

1,2,3,4,5,6,7,8,9 bulan sudah usia bayi.
Sedikit agak lama berada dirumah neneknya.
Karena kita anak bungsu, jadi kita diberi hak rumah tinggal bersama orangtua.
Sibayi pada usia yg seperti ini akan terus dan terus bertambah berat dan aktif. Tetap peran nenek akan berpengaruh pada perkembangan bayi.

Heeeyyy!!!!!
Stop!!!!
Ayo..kita rubah...

1. Untuk yg masih gadis. Ayo mulai sekarang latihan merawat bayi. Tanamkan pada pikiran kita bahwa kita akan menjadi seorang ibu yg profesional. Yaitu yg telaten, sabar, dan penyayang.

2. Lihatlah bagaimana teman atau saudara kita merawat bayi. Lihat cara mereka berinteraksi dengan buah hati mereka.

3. Walaupun kita tahu bahwa, setiap bayi dan orang tua akan mengalami permasalahan yg berbeda, setidaknya jadilah ibu yg cerdas. Dan cari info dari internet atau konsultasi pada bidan.

4. Selagi hamil tetaplah menjadi wanita yg kuat dan tegar. Walaupun dengan bertambahnya bulan, perut akan membesar dan berat. Sehingga orangtua kita tidak khawatir tentang keadaan kita. Orang tua akan yakin pada pengasuhan bayi ditangan kita jika kita tidak 'aleman'.

5. Ketika melahirkan dan selama nifas. Minta ajari ibu kita atau bu Bidan dalam perawatan bayi yang sesuai.

6. Mohon maaf pada ibu, karena merepotkan. Suatu saat ibu kita akan memasakkan makanan untuk kita. Ibu akan menyiapkan segala sesuatu yg diperlukan bayi dan kita.

7. Jadi wanita tegar ketika nifas.

8. Ketika bayi tumbuh semakin gendud, jgn sampai orangtua kita merasakan berat dan lelah (menggendong bayi).

9. Beri perhatian pada orangtua kita. Jangan sampai dengan keberadaan sibayi akan mengurangi interaksi dg orangtua kita.

10. Segera minta suami untuk berperan aktif menjadi seorang ayah. Belajar bareng dan jalin komunikasi yg baik.

11. Jika kita masih tinggal bersama orgtua. Dan keadaan blm memungkinkan untuk bekerja. Kita pekerjakan orang untuk mencuci atau membersihkan rumah. Jgn sampai ibu atau bapak yg kerepotan dengan keadaan yg seperti itu.


Orangtua sudah bersusahpayah menjaga, merawat, mengasuh, mendanai, mendidik dan mencintai kita sepenuh hati.
Jangan tambahi beliau dengan beban lain.
Bayi yg kita lahirkan adalah tanggungjawab kita.
Jangan biarkan orangtua kita kerepotan karena keberadaan kita.
Usia mereka tak lagi muda. Biarkan beliau-beliau menimang cucunya dalam keadaan cantik dan ganteng. Bukan mengasuh dengan segala kerepotannya..

Jaga- rawat bayi dan orangtua kita..sebagaimana mestinya. Karena sekarang adalah posisi tengah-tengah.... dimana peran kita dibutuhkan sebagai orangtua dihadapan anak kita.. dan peran kita sebagai anak didepan orangtua kita

Wallau a'lam bish showwab..

Tidak ada komentar:

Posting Komentar