Rabu, 30 Maret 2016

DRAFT BUKU AJAR KB

BAB I
KONSEP KEPENDUDUKAN DI INDONESIA

A.    Pendahuluan
Didalam undang-undang telah diatur dalam  (UU.RI. No.10 tahun 1992): Orang dalam matranya sebagai pribadi, anggota keluarga, anggota masyarakat, warga Negara dan himpunan kuantitas yang bertempat tinggal di suatu tempat dalam batas wilayah Negara pada waktu tertentu.
B.     SUB POKOK BAHASAN:
1.   Pengertian penduduk
2.   Dinamika kependudukan
3.   Faktor-faktor demografik yang mempengaruhi laju pertumbuhan penduduk.
4.   Transisi demografik
5.   Masalah kependudukan di Indonesia :
a.    Jumlah dan pertumbuhan penduduk
b.    Persebaran dan kepadatan penduduk
c.    Struktur umur penduduk
d.    Kelahiran dan kematian





BAB II
IDENTIFIKASI PERKEMBANGAN KB DI INDONESIA

A.    Pendahuluan
Sesungguhnya keluarga berencana bukanlah hal baru, karena menurut catatan-cacatan dan tulisan­-tulisan yang berasal dari mesir kuno, yunani kuno, Tiongkok kuno dan India, hal ini telah mulai dipraktekkan sejak berabad-abad yang lalu. Tetapi pada waktu itu cara-cara yang dipakai masih kuno dan primitif. Dalam sejarah manusia berabad-abad lamanya tidak seorangpun yang tahu bagaimana terjadinya kehamilan. Waktu itu hubungan antara persetubuhan suami istri dengan kehamilan tidak diketahui sama sekali, kehamilan disangka disebabkan oleh sesuatu yang masuk atau termakan oleh wanita atau disebab­kan oleh pengaruh matahari dan bulan atau hal-hal lainnya.
B.           Sub Pokok Bahasan
1.      Sejarah KB di Indonesia
2.      Faktor-faktor yang mempengaruhi perkembangan KB di Indonesia.
3.      Organisasi-organisasi KB di Indonesia :
4.      PKBI
5.      BKKBN






BAB III
PROGRAM KELUARGA BERENCANA DI INDONESIA

A.    Pendahuluan
Keluarga Berencana menurut UU No. 10 Tahun 1992 tentang perkembangan kependudukan dan pembangunan keluarga sejahtera adalah upaya peningkatan kepedulian dan peran serta masyarakat melalui pendewasaan usia perkawinan (PUP), pengaturan kelahiran, pembinaan ketahanan keluarga, peningkatan kesejahteraan keluarga kecil, bahagia dan sejahtera
B.     Sub Pokok Bahasan
1.      Pengertian program KB
2.      Tujuan program KB
3.      Sasaran KB
4.      Ruang lingkup program KB
5.      Strategi pendekatan dan cara operasional program pelayanan KB
6.      Dampak program KB terhadap pencegahan kelahiran.






REFERENSI
Manuaba, Ida Bagus Gde. Prof.dr.DOSG. 1998. Ilmu Kebidanan, Penyakit Kandungan dan KB 
                 untuk Pendidikan Bidan, Jakarta : EGC

DEPKES. RI. 2004. Buku Panduan Praktis Pelayanan Kontrasepsi, Jakarta : YBP-SP.
Hartanto, Hanafi, dr. KB dan Kontrasepsi, Pustaka Sinar Harapan, Jakarta, 2004
EGC, Obstetri, Williams Edisi 21, 2006
Helen Vareny dkk, Buku Asuhan Kebidnaan, EGC, Jakarta, 2007










BAB IV
PROGRAM KIE DALAM PELAYANAN KB
A.    Tujuan KIE
1.      Meningkatkan pengetahuan, sikap dan praktek KB sehingga tercapai penambahan dan praktek KB sehingga tercapai penambahan peserta baru
2.      Membina kelestarian peserta KB
3.      Meletakkan dasar bagi mekanisme sosiokultural yang dapat menjamin berlangsungnya proses penerimaan
B.     Jenis Kegiatan KIE
1.      KIE Massa
2.      KIE Kelompok
3.      KIE Perorangan
C.    Prinsip Langkah KIE
1.      Apa masalah/topic?
2.      Siapa peserta kegiatan
3.      SAsaran kegiatan
4.      Dimana & berapa lama untuk mencapai sasaran
5.      Metode apa yang paling sesuai
6.      Perlengkapan apa yang dibutuhkan
7.      Pertanyaan/pencarian KIE apa yang dapat digunakan untuk member semangat/memulai kegiatan
8.      Evaluasi efektifitas kegiatan
9.      Mempersiapkan tempat
10.  Melaksanakan kegiatan
11.  Mengevaluasi kegiatan




D.    Konseling
1.      Pengertian
Pertemuan tatap muka antara dua pihak, dimana satu pihak membantu pihak lain untuk mengambil keputusan yang tepat bagi dirinya sendiri dan kemudian bertindak sesuai keputusan. Konseling merupakan tindak lanjut dari KIE, bila seseorang telah termotivasi melalui KIE, maka selanjutnya ia perlu diberikan konseling sudah tentu tergantung pada tingkatan KIE yang telah diterimanya konseling dibutuhkan bila seseorang menghadapi suatu masalah tidak dapat dipecahkan sendiri.
2.      Tujuan
a.       Memberikan informasi yang tepat serta obyektif mengenai klien mengetahui manfaatnya
b.      Mengidentifikasi dna menampung perasaan-perasaan negative, keraguan atau kekhawatiran sehibungan dengan metode kontrasepsi
c.       Membantu klien memilih metode kontrasepsi yang terbaik bagi mereka sehingga aman dan sesuai keinginan klien
d.      Membantu klien agar menggunakan cara kontrasepsi yang mereka pilih secara aman dan efektif
e.       Memberi informasi tentang cara mendapatkan bantuan dan tempat pelayanan Keluarga Berencana
f.       Khusus kontrasepsi mantap, menyeleksi calon akseptor yang sesuai dan metode kontrasepsi alternatif
g.      Memahami diri secara lebih baik
h.      Mengarahkan perkembangan diri sesuai dengan potensinya
i.        Lebih realitas dalam melihat diri dan masalah yang dihadapi sehingga:
Ø  Mampu memecahkan masalah secara kreatif dan produktif
Ø  Memiliki taraf aktualisasi diri sesuai dengan potensi yang dimiliki
Ø  Terhindar dari gejala-gejala kecemasan dan salam penyesuaian diri
Ø  Mampu menyesuaikan dengan situasi dan lingkungan
Ø  Memperoleh dan merasakan kebahagian

3.      Jenis Konseling
a.       Konseling KB awal atau pendahuluan
Dilakukan pada mereka yang sama sekali belum tahu KB, belum mengerti Norma Keluarga Kecil Bahagia Sejahtera (NKKBS)
b.      Konseling KB pemilihan Cara
Dilakukan pada mereka yang sudah mengerti NKKBS dan membutuhkan pertolongan atau bantuan dalam memilih cara-cara atau alat/obat kontrasepsi, misalnya: karena belum tahu, pengetahuannya masih kurang lengkap, atau bias juga karena pengetahuannya kurang tepat atau keliru.
c.       Konseling KB Pemantapan
Dilakukan kepada mereka yang sudah memahami. Tujuannya ialah supaya yakin bahwa alat/obat kontrasepsi yang akan dipakainya sesuai dnegan kondisi dna kebutuhannya, tahu kemungkinan efek samping dan cara megatasinya. Pada konseling ini sudah dilengkapi dengan hasil pemeriksaan kesehatan dan keterangan diri (nama, Jumlah, anak, riwayat kesehatan) yang diperlukan untuk emngethaui cocok tidaknya memakai alat/obat kontrasepsi.
d.      Konseling KB pengayoman
Dilakkan pada mereka yand sudha memakau alat kontrasepsi. Tujuannya adalah untuk mengatasi masalah yang timbul sesudah memakai alat kontrasepsi, misalnya karena pengaruh dari luar (mendengar gunjingan, melihat pengalaman orang lain yang kurang enak). Bias juga dilakukan pada mereka yang tadinya sudah memahami dan ingin memiliki KKBS (Keluarga Kecil Bahagia Sejahtera), memakai alat kontrasepsi, tapi kemudian berubah pendapat karena alas an tertentu (bercerai, kematian anak, dan sebagainya)
e.       Konseling KB perawatan/pengobatan
Dilakukan pada mereka yang mengalami kegincangan emosi atau gangguan kejiwaan akibat keinginannya untuk memiliki KKBS maupun karena memakai alat kontrasepsi.



Dapat juga juga jenis konseling dibedakan sebagai berikut:
1.      Konseling Umum (missal: oleh PLKB)
Penjelasan umum dari berbagai metode kontrasepsi untuk mengenalkan kaitan antara kontrasepsi, tujuan dan fungsi reproduksi keluarga.
2.      Konseling Spesifik (missal: oleh dokter/bidan/konselor)
Penjelasan spesifik tentang metode yang diinginkan, alternative, keuntungan, keterbatasan, akses dan fasilitas layanan
3.      Konseling pra dan pasca tindakan
Penjelasan spesifik tentang prosedur yang akan dilaksanakan (pra, selama, dan pasca) serta penjelasan lisan/instruksi tertulis asuhan mandiri

4.      Langkah-langkah dalam konseling
SATU TUJUH
SA- Salam, sambut kepada klien secara terbuka dan sopan. Berikan perhatian sepenuhnya kepada mereka dan berbicara di tempat yang nyaman serta terjamin privasinya. Yakinkan klien untuk membangun rasa percaya diri. Tanyakan kepada klien apa yang perlu dibantu serta jelaskan pelayanan apa yang dapat diperolehnya.

T-Tanyakan kepada klien tentang dirinya. Bantu klien untuk berbicara mengenai pengalaman Keluarga Berencana dan kesehatan Reproduksi, tujuan, kepentingan, harapan, serta keadaan kesehatan dan kehidupan keluarganya. Tanyakan kontrasepsi yang diinginkan klien. Berikan perhatian kepada klien apa yang disampaikan klien sesuai dengan kata-kata, gerak isyarat, dan caranya. Coba tempatkan diri kita di dalam hati klien. Perhatikan bahwa kita memahami dengan memahami pengetahun, kebutuhan dan keinginan klien, kita dapat membantunya.

U-Uraikan kepada klien mengenai pilihannya dna beri tahu apa pilihannya dan beritahu apa pilihan reproduksinya yang paling mungkin. Termasuk pilihan beberapa jenis kontrasepsi. Bantulah klien pada jenis kontrasepsi yang paling dia ingini, serta jelaskan pula jenis-jenis kontrasepsi lain yang ada. Juga jelaskan alternative kontrasepsi lain yang mungkin diingini oleh klien.
TU-Bantulah klien menentukan pilihannya. Bantulah klien berfikir mengenai apa yang paling sesuai dengan keadaan dan kebutuhannya. Doronglah klien untuk menunjukkan kengginannya dan mengajukan pertanyaan. Tanggapilah secara terbuka. Petugas membantu klien mempertimbangkan criteria dan keinginan kien terhadap setiap jenis kontrasepsi. Tanyakan juga apakah pasangannya akan memberikan dukungan dengan pilihan tersebut. Jika memungkinkan didiskusikan mengenai pilihan tersebut kepada pasangannya. Pada akhirnya yakinkan bahwa klien telah membuat suatu keputusan yang tepat

J-Jelaskan secara lengkap bagaimana menggunakan kontrsepsi pilihnnya. Setelah klien memilih jenis kontrasepsinya, jika diperlukan, perlihatkan alat/obat kontrasepsinya yang akan digunakan tersebut dan bagaimana cara penggunaannya. Sekali lagi doronglah klien untuk bertanya dan petugas menjawab secara jelas dan terbuka. Beri penjelasan juga tentang manfaat ganda metode kontrasepsi, misalnya kondom yang dapat mencegah onfeksi menular seksual (IMS). Cek pengetahuan klien tentang penggunaan kontrasepsi pilihannya dan puji klien apabila dapat menjawab dengan benar.

U-Ulang, perlunya dilakukan kun jungan ulang bicarakan dan buatlah perjanjian kapan klien akan kembali untuk melakukan pemeriksaan lanjutan atau permintaan kontrasepsi jika dibuutuhkan. Perlu juga selalu mengingatkan klien untuk kembali apabila terjadi suatu masalah.
5.      Teknik-teknik Konseling
Teknik-teknik konseling yang biasa dipergunakan:
a.       Cara Suportif untuk member dukungan kepada peserta/calon peserta, karena mereka dalam keadaan bingung dan ragu-ragu yaitu dengan menegangkan/menentramkan dan menumbuhkan kepercayaannya bahwa ia mempunyai kemampuan untuk membantu dirinya sendiri
b.      Ketaris: dengan member kesempatan kepada mereka untuk mengungkapkan dan menyalurkan semua perasaan yang dipunyainya untuk menimbulkan perasaan lega
c.       Membuat refleksi dan kesimpulan atas ucapan-ucapan serta perasaan-perasaan yang tersirat dalam ucapan-ucapannya
d.      Memberi semua informasi diperlukannya untuk membantu peserta/calon peserta membuat keputusan

Dalam konseling diadakan percakapan dua arah untuk:
a.       Membahas dengan calon peserta berbagai pilihan kontrasepsi yang tersedia
b.      Memberikan informasi selengkap mungkin mengenai konsekuensi pilihannya, baik ditinjau dari segi medis teknis maupun hal-hal lain yang non medis agar tidak menyesal kemudian
c.       Membantu calon peserta KB memutuskan pilihannya atas metode kontrasepsi yang paling sesuasi dengan keadaan khusus pribadi dan keluarganya
d.      Membantu peserta KB dalam penyesuaian diri terhadap kondisi barunya, terutama bila ia mengalami berbagai permasalahan (nyata atau tidak nyata/semu)
Informasi yang diberikan meliputi:
a.       Arti keluarga berencana
b.      Manfaat keluarga berencana
c.       Cara ber-KB atau metode kontrasepsi
d.      Desas-desus tentang kontrasepsi dan penjelasannya
e.       Pola perencaan keluarga dan penggunaan kontrasepsi yang rasional

f.       Rujukan kontrasepsi

Tidak ada komentar:

Posting Komentar