BAB I
KONSEP KEPENDUDUKAN DI INDONESIA
A. Pendahuluan
Didalam undang-undang telah diatur dalam (UU.RI. No.10 tahun 1992): Orang dalam
matranya sebagai pribadi, anggota keluarga, anggota masyarakat, warga Negara
dan himpunan kuantitas yang bertempat tinggal di suatu tempat dalam batas
wilayah Negara pada waktu tertentu.
B. SUB POKOK
BAHASAN:
1. Pengertian penduduk
2. Dinamika kependudukan
3. Faktor-faktor demografik yang mempengaruhi laju
pertumbuhan penduduk.
4. Transisi demografik
5. Masalah kependudukan di Indonesia :
a. Jumlah dan pertumbuhan penduduk
b. Persebaran dan kepadatan penduduk
c. Struktur umur penduduk
d. Kelahiran dan kematian
BAB II
IDENTIFIKASI PERKEMBANGAN KB DI
INDONESIA
A. Pendahuluan
Sesungguhnya keluarga berencana bukanlah hal baru, karena
menurut catatan-cacatan dan tulisan-tulisan yang berasal dari mesir kuno,
yunani kuno, Tiongkok kuno dan India, hal ini telah mulai dipraktekkan sejak
berabad-abad yang lalu. Tetapi pada waktu itu cara-cara yang dipakai masih kuno
dan primitif. Dalam sejarah manusia berabad-abad
lamanya tidak seorangpun yang tahu bagaimana terjadinya kehamilan. Waktu itu
hubungan antara persetubuhan suami istri dengan kehamilan tidak diketahui sama
sekali, kehamilan disangka disebabkan oleh sesuatu yang masuk atau termakan
oleh wanita atau disebabkan oleh pengaruh matahari dan bulan atau hal-hal
lainnya.
B.
Sub Pokok
Bahasan
1.
Sejarah KB di
Indonesia
2.
Faktor-faktor
yang mempengaruhi perkembangan KB di Indonesia.
3.
Organisasi-organisasi
KB di Indonesia :
4.
PKBI
5.
BKKBN
BAB III
PROGRAM KELUARGA BERENCANA DI
INDONESIA
A.
Pendahuluan
Keluarga Berencana menurut UU No. 10
Tahun 1992 tentang perkembangan kependudukan dan pembangunan keluarga sejahtera
adalah upaya peningkatan kepedulian dan peran serta masyarakat melalui
pendewasaan usia perkawinan (PUP), pengaturan kelahiran, pembinaan ketahanan keluarga,
peningkatan kesejahteraan keluarga kecil, bahagia dan sejahtera
B.
Sub Pokok Bahasan
1.
Pengertian
program KB
2.
Tujuan program
KB
3.
Sasaran KB
4.
Ruang lingkup
program KB
5.
Strategi
pendekatan dan cara operasional program pelayanan KB
6.
Dampak program
KB terhadap pencegahan kelahiran.
REFERENSI
Manuaba, Ida Bagus Gde. Prof.dr.DOSG. 1998. Ilmu
Kebidanan, Penyakit Kandungan dan KB
untuk Pendidikan Bidan, Jakarta : EGC
DEPKES.
RI. 2004. Buku Panduan Praktis Pelayanan Kontrasepsi, Jakarta : YBP-SP.
Hartanto,
Hanafi, dr. KB dan Kontrasepsi, Pustaka Sinar Harapan, Jakarta, 2004
EGC,
Obstetri, Williams Edisi 21, 2006
Helen
Vareny dkk, Buku Asuhan Kebidnaan, EGC, Jakarta, 2007
BAB
IV
PROGRAM
KIE DALAM PELAYANAN KB
A.
Tujuan
KIE
1. Meningkatkan
pengetahuan, sikap dan praktek KB sehingga tercapai penambahan dan praktek KB
sehingga tercapai penambahan peserta baru
2. Membina
kelestarian peserta KB
3. Meletakkan
dasar bagi mekanisme sosiokultural yang dapat menjamin berlangsungnya proses penerimaan
B.
Jenis
Kegiatan KIE
1. KIE
Massa
2. KIE
Kelompok
3. KIE
Perorangan
C.
Prinsip
Langkah KIE
1. Apa
masalah/topic?
2. Siapa
peserta kegiatan
3. SAsaran
kegiatan
4. Dimana
& berapa lama untuk mencapai sasaran
5. Metode
apa yang paling sesuai
6. Perlengkapan
apa yang dibutuhkan
7. Pertanyaan/pencarian
KIE apa yang dapat digunakan untuk member semangat/memulai kegiatan
8. Evaluasi
efektifitas kegiatan
9. Mempersiapkan
tempat
10. Melaksanakan
kegiatan
11. Mengevaluasi
kegiatan
D.
Konseling
1. Pengertian
Pertemuan tatap muka
antara dua pihak, dimana satu pihak membantu pihak lain untuk mengambil
keputusan yang tepat bagi dirinya sendiri dan kemudian bertindak sesuai
keputusan. Konseling merupakan tindak lanjut dari KIE, bila seseorang telah
termotivasi melalui KIE, maka selanjutnya ia perlu diberikan konseling sudah
tentu tergantung pada tingkatan KIE yang telah diterimanya konseling dibutuhkan
bila seseorang menghadapi suatu masalah tidak dapat dipecahkan sendiri.
2. Tujuan
a. Memberikan
informasi yang tepat serta obyektif mengenai klien mengetahui manfaatnya
b. Mengidentifikasi
dna menampung perasaan-perasaan negative, keraguan atau kekhawatiran sehibungan
dengan metode kontrasepsi
c. Membantu
klien memilih metode kontrasepsi yang terbaik bagi mereka sehingga aman dan
sesuai keinginan klien
d. Membantu
klien agar menggunakan cara kontrasepsi yang mereka pilih secara aman dan
efektif
e. Memberi
informasi tentang cara mendapatkan bantuan dan tempat pelayanan Keluarga
Berencana
f. Khusus
kontrasepsi mantap, menyeleksi calon akseptor yang sesuai dan metode
kontrasepsi alternatif
g. Memahami
diri secara lebih baik
h. Mengarahkan
perkembangan diri sesuai dengan potensinya
i.
Lebih realitas dalam melihat diri dan
masalah yang dihadapi sehingga:
Ø Mampu
memecahkan masalah secara kreatif dan produktif
Ø Memiliki
taraf aktualisasi diri sesuai dengan potensi yang dimiliki
Ø Terhindar
dari gejala-gejala kecemasan dan salam penyesuaian diri
Ø Mampu
menyesuaikan dengan situasi dan lingkungan
Ø Memperoleh
dan merasakan kebahagian
3. Jenis Konseling
a. Konseling
KB awal atau pendahuluan
Dilakukan pada mereka yang sama
sekali belum tahu KB, belum mengerti Norma Keluarga Kecil Bahagia Sejahtera
(NKKBS)
b. Konseling
KB pemilihan Cara
Dilakukan pada mereka yang sudah
mengerti NKKBS dan membutuhkan pertolongan atau bantuan dalam memilih cara-cara
atau alat/obat kontrasepsi, misalnya: karena belum tahu, pengetahuannya masih
kurang lengkap, atau bias juga karena pengetahuannya kurang tepat atau keliru.
c. Konseling
KB Pemantapan
Dilakukan kepada mereka yang sudah
memahami. Tujuannya ialah supaya yakin bahwa alat/obat kontrasepsi yang akan
dipakainya sesuai dnegan kondisi dna kebutuhannya, tahu kemungkinan efek
samping dan cara megatasinya. Pada konseling ini sudah dilengkapi dengan hasil
pemeriksaan kesehatan dan keterangan diri (nama, Jumlah, anak, riwayat
kesehatan) yang diperlukan untuk emngethaui cocok tidaknya memakai alat/obat
kontrasepsi.
d. Konseling
KB pengayoman
Dilakkan pada mereka yand sudha
memakau alat kontrasepsi. Tujuannya adalah untuk mengatasi masalah yang timbul
sesudah memakai alat kontrasepsi, misalnya karena pengaruh dari luar (mendengar
gunjingan, melihat pengalaman orang lain yang kurang enak). Bias juga dilakukan
pada mereka yang tadinya sudah memahami dan ingin memiliki KKBS (Keluarga Kecil
Bahagia Sejahtera), memakai alat kontrasepsi, tapi kemudian berubah pendapat
karena alas an tertentu (bercerai, kematian anak, dan sebagainya)
e. Konseling
KB perawatan/pengobatan
Dilakukan pada mereka yang
mengalami kegincangan emosi atau gangguan kejiwaan akibat keinginannya untuk
memiliki KKBS maupun karena memakai alat kontrasepsi.
Dapat
juga juga jenis konseling dibedakan sebagai berikut:
1.
Konseling Umum (missal: oleh PLKB)
Penjelasan
umum dari berbagai metode kontrasepsi untuk mengenalkan kaitan antara
kontrasepsi, tujuan dan fungsi reproduksi keluarga.
2.
Konseling Spesifik (missal: oleh
dokter/bidan/konselor)
Penjelasan
spesifik tentang metode yang diinginkan, alternative, keuntungan, keterbatasan,
akses dan fasilitas layanan
3.
Konseling pra dan pasca tindakan
Penjelasan
spesifik tentang prosedur yang akan dilaksanakan (pra, selama, dan pasca) serta
penjelasan lisan/instruksi tertulis asuhan mandiri
4. Langkah-langkah dalam konseling
SATU
TUJUH
SA-
Salam, sambut kepada klien secara terbuka dan sopan. Berikan perhatian
sepenuhnya kepada mereka dan berbicara di tempat yang nyaman serta terjamin
privasinya. Yakinkan klien untuk membangun rasa percaya diri. Tanyakan kepada
klien apa yang perlu dibantu serta jelaskan pelayanan apa yang dapat
diperolehnya.
T-Tanyakan
kepada klien tentang dirinya. Bantu klien untuk berbicara mengenai pengalaman
Keluarga Berencana dan kesehatan Reproduksi, tujuan, kepentingan, harapan,
serta keadaan kesehatan dan kehidupan keluarganya. Tanyakan kontrasepsi yang
diinginkan klien. Berikan perhatian kepada klien apa yang disampaikan klien
sesuai dengan kata-kata, gerak isyarat, dan caranya. Coba tempatkan diri kita
di dalam hati klien. Perhatikan bahwa kita memahami dengan memahami pengetahun,
kebutuhan dan keinginan klien, kita dapat membantunya.
U-Uraikan
kepada klien mengenai pilihannya dna beri tahu apa pilihannya dan beritahu apa
pilihan reproduksinya yang paling mungkin. Termasuk pilihan beberapa jenis
kontrasepsi. Bantulah klien pada jenis kontrasepsi yang paling dia ingini,
serta jelaskan pula jenis-jenis kontrasepsi lain yang ada. Juga jelaskan
alternative kontrasepsi lain yang mungkin diingini oleh klien.
TU-Bantulah
klien menentukan pilihannya. Bantulah klien berfikir mengenai apa yang paling
sesuai dengan keadaan dan kebutuhannya. Doronglah klien untuk menunjukkan
kengginannya dan mengajukan pertanyaan. Tanggapilah secara terbuka. Petugas
membantu klien mempertimbangkan criteria dan keinginan kien terhadap setiap
jenis kontrasepsi. Tanyakan juga apakah pasangannya akan memberikan dukungan
dengan pilihan tersebut. Jika memungkinkan didiskusikan mengenai pilihan
tersebut kepada pasangannya. Pada akhirnya yakinkan bahwa klien telah membuat
suatu keputusan yang tepat
J-Jelaskan
secara lengkap bagaimana menggunakan kontrsepsi pilihnnya. Setelah klien
memilih jenis kontrasepsinya, jika diperlukan, perlihatkan alat/obat
kontrasepsinya yang akan digunakan tersebut dan bagaimana cara penggunaannya.
Sekali lagi doronglah klien untuk bertanya dan petugas menjawab secara jelas
dan terbuka. Beri penjelasan juga tentang manfaat ganda metode kontrasepsi, misalnya
kondom yang dapat mencegah onfeksi menular seksual (IMS). Cek pengetahuan klien
tentang penggunaan kontrasepsi pilihannya dan puji klien apabila dapat menjawab
dengan benar.
U-Ulang,
perlunya dilakukan kun jungan ulang bicarakan dan buatlah perjanjian kapan
klien akan kembali untuk melakukan pemeriksaan lanjutan atau permintaan
kontrasepsi jika dibuutuhkan. Perlu juga selalu mengingatkan klien untuk
kembali apabila terjadi suatu masalah.
5. Teknik-teknik Konseling
Teknik-teknik
konseling yang biasa dipergunakan:
a. Cara
Suportif untuk member dukungan kepada peserta/calon peserta, karena mereka
dalam keadaan bingung dan ragu-ragu yaitu dengan menegangkan/menentramkan dan
menumbuhkan kepercayaannya bahwa ia mempunyai kemampuan untuk membantu dirinya
sendiri
b. Ketaris:
dengan member kesempatan kepada mereka untuk mengungkapkan dan menyalurkan
semua perasaan yang dipunyainya untuk menimbulkan perasaan lega
c. Membuat
refleksi dan kesimpulan atas ucapan-ucapan serta perasaan-perasaan yang
tersirat dalam ucapan-ucapannya
d. Memberi
semua informasi diperlukannya untuk membantu peserta/calon peserta membuat
keputusan
Dalam
konseling diadakan percakapan dua arah untuk:
a. Membahas
dengan calon peserta berbagai pilihan kontrasepsi yang tersedia
b. Memberikan
informasi selengkap mungkin mengenai konsekuensi pilihannya, baik ditinjau dari
segi medis teknis maupun hal-hal lain yang non medis agar tidak menyesal
kemudian
c. Membantu
calon peserta KB memutuskan pilihannya atas metode kontrasepsi yang paling
sesuasi dengan keadaan khusus pribadi dan keluarganya
d. Membantu
peserta KB dalam penyesuaian diri terhadap kondisi barunya, terutama bila ia
mengalami berbagai permasalahan (nyata atau tidak nyata/semu)
Informasi
yang diberikan meliputi:
a. Arti
keluarga berencana
b. Manfaat
keluarga berencana
c. Cara
ber-KB atau metode kontrasepsi
d. Desas-desus
tentang kontrasepsi dan penjelasannya
e. Pola
perencaan keluarga dan penggunaan kontrasepsi yang rasional
f. Rujukan
kontrasepsi
Tidak ada komentar:
Posting Komentar